Kisah baguette, roti panjang dengan kulit renyah dan bagian dalam yang lembut, adalah cerita tentang kesederhanaan, tradisi, dan cinta universal terhadap makanan enak.


Lebih dari sekadar roti, baguette telah menjadi simbol budaya kuliner Prancis yang kini mendunia. Bagaimana roti sederhana ini berubah menjadi bagian penting dari tradisi Prancis sekaligus menjadi ikon kuliner global?


Asal Usul Baguette


Sejarah baguette modern bisa ditelusuri ke akhir abad ke-19, meskipun roti dalam berbagai bentuk telah dikonsumsi manusia selama ribuan tahun. Baguette seperti yang dikenal saat ini baru mulai berkembang di Paris pada tahun 1920-an. Namun, perubahan penting yang melahirkan baguette seperti sekarang dipicu oleh undang-undang Prancis tahun 1920, yang melarang para tukang roti bekerja sebelum pukul 4 pagi. Aturan ini mendorong mereka untuk menciptakan roti yang bisa dibuat dan dipanggang dengan cepat, muncullah baguette, yang tipis, panjang, dan cepat matang.



Sebelum aturan ini, roti di Prancis biasanya berbentuk bulat dan jauh lebih berat. Baguette memberikan solusi praktis bagi para tukang roti, memungkinkan mereka membuat roti dalam waktu singkat untuk memenuhi permintaan konsumen yang ingin roti segar setiap pagi. Dengan kulit yang renyah dan bagian dalam yang berongga, baguette segera menjadi favorit.


Simbol Budaya Prancis


Baguette dengan cepat menjadi simbol identitas Prancis dan melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Gambaran klasik seorang Prancis yang membawa baguette di bawah lengannya mencerminkan betapa ikonisnya roti ini. Kesederhanaan dan kualitas baguette juga mencerminkan pendekatan Prancis terhadap makanan, menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi untuk menciptakan hidangan yang luar biasa. Tepung, air, ragi, dan garam adalah semua yang dibutuhkan untuk membuat baguette yang sempurna.


Bagi masyarakat Prancis, membeli baguette segar setiap hari adalah ritual penting. Roti ini selalu hadir dalam berbagai hidangan, baik dipadukan dengan keju, digunakan untuk menyeka saus, atau dimakan dengan mentega dan selai. Baguette adalah bagian tak terpisahkan dari meja makan di Prancis.



Pentingnya baguette dalam kehidupan masyarakat Prancis sangatlah besar. Pada tahun 1993, pemerintah Prancis memperkenalkan regulasi ketat mengenai pembuatan roti ini, dikenal sebagai "Décret Pain." Aturan ini memastikan bahwa baguette tradisional tetap diproduksi sesuai standar, hanya menggunakan tepung, air, ragi, dan garam tanpa bahan pengawet. Dengan peraturan ini, baguette "de tradition" tetap bertahan sebagai bagian penting dari budaya kuliner Prancis.


Ekspansi Global Baguette


Meski baguette lahir di Prancis, pesonanya dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Seiring meluasnya pengaruh budaya dan masakan Prancis melalui perdagangan, perjalanan, dan migrasi, begitu pula baguette menemukan tempat di meja makan dari New York hingga Tokyo. Saat ini, roti ini menjadi salah satu varian roti yang paling mudah ditemukan secara global, baik di toko roti tradisional maupun di supermarket.


Setiap negara juga menambahkan sentuhan lokal mereka pada baguette. Di Vietnam, misalnya, baguette menjadi bahan utama untuk sandwich populer bánh mì, yang diisi dengan bahan-bahan seperti sayuran acar, pate, dan daging panggang. Di Amerika Serikat, baguette sering disajikan bersama sup atau salad, atau diubah menjadi sandwich mewah. Meski mengalami berbagai adaptasi di seluruh dunia, baguette tetap mempertahankan statusnya sebagai simbol kuliner Prancis.



Meskipun roti ini populer di berbagai negara, baguette tetap erat dengan asal-usulnya. Di banyak tempat, baguette masih dianggap sebagai standar emas dalam pembuatan roti. Kulitnya yang garing dan bagian dalam yang lembut membuat orang terus kembali menikmatinya, terlepas dari lokasi mereka.


Seiring waktu, cara kita menikmati baguette juga berubah. Toko roti tradisional masih memproduksi baguette secara manual, tetapi kini banyak orang membelinya dari supermarket, di mana roti ini sering diproduksi secara massal. Namun, baguette artisanal tetap memiliki tempat khusus di hati para pecinta roti. Permintaan akan roti berkualitas tinggi dan segar terus meningkat, terutama di kalangan masyarakat yang menghargai keaslian.



Pengakuan baguette sebagai ikon budaya semakin diperkuat pada tahun 2021 ketika UNESCO menambahkan baguette ke dalam daftar warisan budaya takbenda. Langkah ini memastikan bahwa tradisi pembuatan baguette akan terus dihargai dan dilestarikan oleh generasi mendatang, serta memperkuat statusnya sebagai lebih dari sekadar makanan, tetapi juga sebagai simbol kerajinan tangan dan budaya.


Perjalanan baguette dari toko roti kecil di Prancis hingga menjadi makanan pokok di seluruh dunia adalah bukti cinta universal akan makanan enak. Baik dinikmati di jalanan Paris maupun di restoran di kota besar lainnya, baguette tetap menjadi ikon kuliner yang abadi. Kesederhanaan dan kelezatannya terus menghubungkan orang-orang di seluruh dunia, menjadikannya simbol global yang melampaui batas geografis.