Jika Anda sedang mencari film yang menggabungkan drama keluarga, humor unik, dan sedikit romansa, Chronically Metropolitan bisa menjadi pilihan yang sempurna.
Disutradarai oleh Xavier Manrique, film indie tahun 2016 ini mengajak penonton dalam sebuah perjalanan penemuan diri dan hubungan yang rumit, di mana dinamika keluarga, cinta, dan pencarian makna hidup menjadi tema utama.
Pemeran Berbakat Membawa Cerita Menjadi Hidup
Cerita Chronically Metropolitan berfokus pada Fenton Dillane (diperankan oleh Shiloh Fernandez), seorang novelis muda yang kembali ke New York City setelah bukunya gagal dan hubungannya dengan mantan pacarnya, Jessie (Ashley Benson), berakhir. Kedua peristiwa tersebut membuat Fenton harus menghadapi kenyataan pahit tentang hidupnya. Kembalinya Fenton ke kota asalnya bukan hanya untuk mengevaluasi karier dan cinta yang gagal, tetapi juga untuk berdamai dengan keluarganya yang terasing.
Yang membuat cerita ini semakin menarik adalah kenyataan bahwa Jessie, mantan pacarnya, kini sudah bertunangan dengan orang lain. Hal ini memicu Fenton terjebak dalam spiral emosional yang membawanya kembali ke rumah orang tuanya. Namun, inti dari Chronically Metropolitan bukan hanya tentang segitiga cinta. Sebaliknya, film ini menggali lebih dalam ke dalam hubungan Fenton dengan keluarganya, terutama dengan ibunya, Annabel (diperankan dengan cemerlang oleh Mary-Louise Parker), yang memiliki peran sentral dalam hidup Fenton.
Interaksi antara Fenton dan Annabel sangat menyentuh hati, sekaligus lucu. Film ini mengajak Anda untuk menyelami hubungan yang kompleks antara ibu dan anak, yang sering kali diliputi oleh cinta, rasa sakit, dan kesalahpahaman. Penonton akan merasa terikat dengan kedalaman hubungan ini, yang menunjukkan bahwa meskipun kita sering terpisah oleh waktu dan jarak, ikatan keluarga tetap kuat dan penuh makna.
Selain itu, ada juga Josh Peck yang memerankan John, sahabat terbaik Fenton. John memiliki masalah hidupnya sendiri yang membuat cerita semakin kaya akan dimensi emosional. Chris Noth berperan sebagai Christopher, ayah Fenton, yang meskipun kurang menonjol dalam cerita, tetap memainkan peran penting dalam menggambarkan hubungan ayah-anak dan harapan yang tidak selalu terpenuhi. Setiap karakter dalam film ini memiliki lapisan emosional yang membuat mereka terasa nyata dan relatable.
Naskah Segar dan Penuh Humor
Naskah film ini, yang ditulis oleh Nicholas Schutt, berhasil menghadirkan perspektif segar mengenai hubungan modern. Schutt mampu menyeimbangkan humor dan kedalaman emosional dengan sangat baik, membuat film ini terasa ringan namun tetap menyentuh. Dialog-dialog dalam Chronically Metropolitan tidak hanya lucu, tetapi juga penuh makna, dengan banyak momen yang akan meninggalkan kesan mendalam pada penonton. Anda akan tertawa, tetapi juga merenung tentang makna kehidupan, hubungan, dan bagaimana kita berusaha untuk berdamai dengan masa lalu.
Lokasi Ikonik New York
Tidak hanya cerita dan karakternya yang kuat, tetapi latar belakang film ini juga memberikan sentuhan yang tak kalah penting. Sebagian besar film ini mengambil lokasi di beberapa tempat ikonis di sekitar Manhattan dan Brooklyn, dua kawasan yang menjadi wajah sejati dari New York City. Keindahan kota ini tidak hanya terletak pada gedung-gedung pencakar langit dan keramaian jalanannya, tetapi juga pada sudut-sudutnya yang lebih intim dan tenang, yang berhasil diabadikan dengan indah oleh sinematografer Scott Miller.
Melalui pengambilan gambar yang cermat, Chronically Metropolitan berhasil menangkap atmosfer cepat dan berubah-ubah dari kehidupan kota yang tidak pernah tidur ini. Dari jalanan sibuk yang dipenuhi orang-orang, hingga pemandangan lebih pribadi yang memperlihatkan kedalaman perasaan, setiap frame menambah kedalaman pada cerita yang disampaikan. Kota New York menjadi lebih dari sekadar latar, tetapi seolah menjadi karakter itu sendiri, yang membentuk perjalanan batin Fenton.
Dengan naskah yang brilian, pemeran yang solid, dan pengambilan gambar yang memikat, Chronically Metropolitan adalah sebuah film yang mampu menyentuh berbagai lapisan emosi. Cerita yang melibatkan patah hati, pencarian jati diri, dan konflik keluarga ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak Anda untuk merenung tentang makna hubungan dan kehidupan itu sendiri.