Galaksi Bima Sakti, sebuah galaksi raksasa dengan diameter sekitar 120.000 tahun cahaya dan memiliki ratusan miliar bintang, terkenal dengan dua galaksi satelitnya yang menonjol: awan Magellan Besar dan awan Magellan Kecil.
Galaksi-galaksi kecil ini mengorbit Bima Sakti di bawah pengaruh gravitasi, namun mereka jauh dari menjadi satu-satunya sahabatnya.
Penemuan Terbaru
Baru-baru ini, sebuah tim astronom internasional mempublikasikan temuannya dalam jurnal The Japanese Astronomical Society, melaporkan penemuan dua galaksi satelit baru dari Bima Sakti. Penemuan ini didasarkan pada data dari Program Strategis Subaru Hyper Suprime-Cam (SSP), survei yang dilakukan oleh Teleskop Subaru Jepang, yang juga dikenal sebagai Teleskop Pleiades.
Berapa Banyak Galaksi Satelit yang Dimiliki Bima Sakti?
Saat ini, sembilan galaksi satelit Bima Sakti telah diidentifikasi. Meskipun angka ini mungkin terlihat signifikan, ini hanya puncak gunung es. Dengan menggunakan model teoritis materi gelap dan kerangka kosmologi standar, para astronom memperkirakan bahwa gaya tarik gravitasi Bima Sakti seharusnya menampung sekitar 220 galaksi satelit. Hal ini menyiratkan bahwa sebagian besar dari satelit Bima Sakti masih belum terdeteksi.
Selain itu, jumlah potensial mungkin bahkan lebih tinggi. Jejak pengamatan HSC-SSP hanya mencakup sebagian kecil dari Bima Sakti. Jika distribusi galaksi satelit dalam area yang diamati ini mencerminkan pola secara keseluruhan di galaksi ini, para astronom berspekulasi bahwa jumlah total bisa melebihi 500 galaksi satelit.
Mengapa Galaksi-galaksi ini Sulit Dideteksi?
Mendeteksi galaksi satelit merupakan tugas yang menantang karena beberapa faktor:
1. Kecerahan dan Ukuran: Banyak galaksi satelit redup dan kecil, sehingga sulit dibedakan dari objek-objek langit lainnya.
2. Observasi yang Rumit: Teleskop harus membedakan antara bintang, planet, satelit, komet, dan asteroid di Bima Sakti, serta membedakan hal ini dari galaksi, quasar, dan fenomena kosmis lainnya yang jauh.
3. Analisis Data: Observasi memerlukan citra beresolusi tinggi dan analisis data yang luas untuk mengonfirmasi apakah titik terang di langit benar-benar merupakan galaksi satelit.
Meskipun tantangan-tantangan ini, kemajuan dalam teknologi teleskop sedang meningkatkan kemungkinan penemuan.
Prospek Masa Depan
Observatorium Vera C. Rubin di Chili, yang diharapkan mulai beroperasi tahun depan, diprediksi akan merevolusi pencarian galaksi satelit Bima Sakti. Dilengkapi dengan kemampuan pengolahan citra dan data mutakhir, observatorium ini bertujuan untuk mengungkap lebih banyak sahabat yang sulit dipahami ini, membawa kita lebih dekat untuk memahami struktur dan komposisi sejati dari galaksi kita.
Saat penelitian terus berlanjut, Bima Sakti mungkin terbukti jauh lebih kompleks dan berpenduduk dengan tetangga-tetangga langit daripada yang pernah dibayangkan sebelumnya.