Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) menciptakan terobosan yang memengaruhi kehidupan nyata kita dalam berbagai cara.


Banyak orang mengaitkan AI dengan pengembangan mobil otonom dan robot, namun, teknologi serupa secara luas digunakan dalam industri musik. Kita menggunakan banyak aplikasi AI setiap hari, namun kita bahkan tidak menyadarinya.


Rekomendasi artis dan playlist adalah contoh bagus penggunaan AI untuk menemukan musik baru. Selama dekade terakhir, evolusi konstan platform media telah membuat musik lebih mudah diakses, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses produksi musik dan distribusi media. Sekarang, kecerdasan buatan telah mulai memengaruhi cara orang menciptakan dan memproduksi musik.


Beberapa profesional meyakini bahwa AI ini tidak hanya membantu bagi para seniman, namun mungkin sebagian atau sepenuhnya menggantikan pekerjaan penulis lagu dan insinyur suara dalam album dan rilis masa depan. Bisakah AI benar-benar menggantikan manusia dalam produksi musik? Apakah orang akan mendengarkan musik yang diproduksi oleh algoritma?


Pada tahun 2016, peneliti di Sony menggunakan AI untuk menciptakan lagu gaya Beatles yang diberi judul Daddy's Car. Lagu ini terinspirasi oleh band asal Inggris dengan bantuan komposer Prancis Benoit Carré. Kolaborasi tersebut memberikan sentuhan manusiawi pada lagu tersebut.


Pada akhir tahun 2017, Taryn Southern meminjamkan suaranya kepada Amper (platform kecerdasan buatan) untuk rilis album pertamanya, IAmAI. Album ini, yang hampir seluruhnya dibuat oleh platform, banyak dipuji, dengan perhatian orang bergeser dari musik ke teknologi kecerdasan buatan.


Proyek Autoharp, yang dikembangkan oleh OpenAI, adalah salah satu program pembuatan musik yang lebih dikenal, menggunakan kecerdasan buatan untuk merekonstruksi musik dengan cara yang modern dan efektif. Hanya dengan memberikan genre, artis, dan lirik sebagai masukan, mesin autoharp menghasilkan sampel-sampel musik baru yang dibuat dari awal.


Teknologi juga sangat produktif dalam proses mastering musik, menciptakan trek-trek dengan kualitas yang begitu tinggi sehingga sulit untuk membedakan apakah mereka dibuat oleh mesin atau manusia. Mastering digital juga memberikan manfaat membuat proses produksi lebih cepat, lebih murah, dan tersedia untuk seniman dan produser independen dengan anggaran ketat.


Dahulu, proses mastering musik dihasilkan secara eksklusif oleh insinyur audio yang menggunakan perangkat keras audio kelas atas dalam lingkungan studio yang sesuai. Sehingga membuat mastering tradisional sangat memakan waktu dan mahal. Sayangnya, hanya yang biasanya tersedia oleh label rekaman.


Sebanyak masyarakat menghargai musik, semakin banyak pengguna yang mengadopsi teknologi untuk merilis musik dan album mereka. Teknologi memiliki banyak tawaran, termasuk media sosial, perubahan dalam industri musik, dan masih banyak lagi, dan kecerdasan buatan membuka peluang baru bagi semua orang.