Desain tradisional terkadang terasa kuno dan membosankan, sementara desain modern bisa terlalu mengarah pada penampilan yang ramping dan minimalis.


Di sisi lain, desain transisional menggabungkan elemen-elemen dari kedua estetika ini untuk menciptakan suasana yang abadi namun segar. Anggap saja ini sebagai perpaduan dari aspek terbaik kedua dunia.


Pada inti desain transisional terdapat perpaduan yang harmonis antara berbagai elemen dari desain tradisional dan modern. Desain ini menggabungkan garis lengkung dan garis lurus, menciptakan suasana terbuka dan elegan dengan tekstur yang tidak membuat ruangan terasa berantakan.


Di dalam interior transisional, Anda mungkin akan menemukan sofa klasik yang besar dipasangkan dengan bantal bergrafis modern, chandelier bergaya Victoria yang menggantung di atas, serta tirai linen berwarna putih gading yang membingkai jendela, memberikan kilau dan ornamen. Namun, menciptakan ruang transisional yang terdesain dengan baik tidak hanya sekedar memilih elemen-elemen dari kedua gaya tersebut.


Desain transisional adalah solusi ideal bagi mereka yang merasa kesulitan untuk mendefinisikan gaya mereka secara tegas, apakah itu klasik atau kontemporer. Gaya ini dengan mulus menghubungkan kedua estetika tersebut, menghasilkan interior yang elegan namun tetap santai dan mudah didekati. Berikut adalah beberapa cara mudah untuk mengenali Gaya Transisional:


1. Palet warna dominan bernuansa netral, dengan warna gelap digunakan sebagai aksen.


2. Minimalisme diterima tanpa mengorbankan karakter atau kepribadian.


3. Fokus pada kenyamanan, terutama dengan sofa atau tempat tidur yang besar.


4. Gunakan tekstil dengan pola besar yang tidak membebani ruang.


5. Ciptakan keseimbangan dengan memadukan bahan logam dan kaca dengan bahan alami seperti kayu dan rotan.


6. Terapkan simetri, garis bersih, dan finishing yang halus.


Desain transisional adalah gaya yang relatif baru dalam dunia desain, dengan akar yang dapat ditelusuri kembali ke tahun 1950-an dan era setelahnya yang dipengaruhi oleh postmodernisme. Keinginan akan furnitur yang lebih nyaman, yang kontras dengan aspek-aspek tajam dan ramping dari modernisme dan postmodernisme, melahirkan desain transisional. Gaya ini mengedepankan keseimbangan antara kenyamanan dan keanggunan.


Desain transisional adalah gaya yang terus berkembang, seringkali mengadopsi elemen-elemen kontemporer. Ini adalah gaya modern yang beradaptasi dengan tren terkini, sambil tetap menyatu dengan elemen-elemen desain klasik. Gaya ini tetap fokus pada seni menyeimbangkan kenyamanan dengan kecanggihan.


Untuk mencapai tampilan transisional di rumah Anda, pertimbangkan untuk memulai dengan sebuah benda yang sudah Anda miliki. Kombinasi elemen tradisional dan kontemporer inilah yang mendefinisikan desain transisional, menjadikannya gaya modern. Meskipun gaya kontemporer dan transisional masa kini mungkin terlihat serupa, kedua gaya ini dapat berkembang dengan cara yang berbeda di masa depan.


Desain modern melengkapi gaya transisional dengan menyeimbangkan elemen klasik dan membawa ruang tersebut ke abad ke-21. Minimalisme tetap menjadi hal yang konsisten, mengurangi dekorasi berornamen yang terlihat dalam desain tradisional dengan aksen dekoratif yang lebih sedikit dan finishing yang tidak terlalu formal.


Untuk menambahkan detail transisional ke dalam rumah Anda, pertimbangkan hal-hal berikut:


1. Cat dinding dengan warna pastel dan pilih upholsteri dengan palet warna yang sama.


2. Investasikan pada sebuah benda yang menonjol, seperti pencahayaan arsitektur modern atau meja kopi antik.


3. Jaga aksesori agar tetap minimal untuk tampilan yang ramping dan minimalis.


4. Gunakan kursi klub atau sofa besar dengan garis-garis yang bersih.


5. Hindari pola yang mencolok dan kurangi desain cetakan.


6. Gabungkan tekstur premium seperti kayu dan kaca dalam desain Anda.


Desain transisional menawarkan jembatan antara elemen klasik dan kontemporer, memungkinkan Anda untuk menciptakan ruang tamu yang nyaman namun tetap bergaya, yang akan bertahan lama seiring waktu.