Jika Anda melihat bintang laut kehilangan satu lengannya, itu bisa menjadi tanda bahwa cuaca sedang sangat panas.


Fenomena ini ternyata merupakan bagian dari strategi bertahan hidup yang mengejutkan, yang memungkinkan hewan ini bertahan hidup di lingkungan yang lebih panas daripada yang diperkirakan sebelumnya.


Selama ini, para ekolog percaya bahwa hewan berdarah dingin, yang dikenal sebagai thermostats, hanya bisa beradaptasi dengan suhu lingkungan sekitar mereka, karena mereka tidak mampu mengubah suhu tubuh mereka. Namun, dua peneliti, Sylvain Pincebourde dari Institut Biologi Serangga di Tours, Prancis, dan Eric Sanford dari Universitas California, Davis, USA, mencurigai bahwa ada lebih banyak yang terjadi.


Untuk mengungkap kebenarannya, mereka mengumpulkan 70 bintang laut ochraceous (Pisaster ochraceous) dari pantai California dan menempatkan mereka di dalam 10 tangki dengan suhu yang berkisar antara 26 hingga 42 derajat Celsius. Mereka menggunakan kamera inframerah untuk memantau suhu tubuh bintang laut tersebut. Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa suhu tubuh bintang laut tidak merata, melainkan bervariasi. Suhu pada cakram pusat lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada lengan, dengan perbedaan sekitar 3 hingga 5 derajat Celsius.


Eric Sanford menjelaskan bahwa jika suhu cakram pusat melebihi 35 derajat Celsius, bintang laut akan mati, karena organ vitalnya akan menjadi tidak stabil dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Namun, lengan bintang laut dapat mentolerir suhu tinggi ini selama beberapa hari. Meski demikian, satu lengan biasanya akan menjadi lunak dan akhirnya terlepas.


Para peneliti masih belum sepenuhnya yakin tentang bagaimana bintang laut mengatur suhu di bagian tubuh yang berbeda-beda. Salah satu kemungkinan adalah bahwa hewan ini secara aktif memindahkan panas ke lengannya, yang memiliki area permukaan lebih besar dan volume internal lebih kecil, sehingga dapat melepaskan panas ke dalam air. Mekanisme ini juga dapat menjelaskan mengapa bintang laut yang terpapar suhu tinggi dalam waktu lama cenderung kehilangan satu atau lebih lengannya. Dengan menggunakan lengan sebagai "penyerap panas", bintang laut mungkin merusaknya hingga tingkat yang tidak dapat diperbaiki.


Meskipun bintang laut diketahui dapat menumbuhkan kembali lengan yang hilang, penelitian ini merupakan yang pertama kali mengaitkan kehilangan lengan dengan regulasi suhu tubuh. Bintang laut memainkan peran penting sebagai pemangsa di sepanjang pantai California, mempengaruhi populasi kerang dan organisme sejenis lainnya. Oleh karena itu, perubahan populasi bintang laut akibat perubahan iklim bisa menyebabkan efek berantai di seluruh rantai makanan.



Mark Denny, seorang ilmuwan dari Universitas Stanford, melakukan penelitian terhadap mangsa bintang laut, yaitu kerang. Ia menekankan bahwa kerang lebih memilih sedikitnya bintang laut di sekitar mereka. Kemampuan bintang laut untuk bertahan hidup di perairan hangat dengan kehilangan lengan mereka justru menjadi ancaman bagi kerang-kerang tersebut.


Pentingnya mempelajari bagaimana organisme laut beradaptasi dengan perairan yang lebih panas semakin terasa, terutama dengan terus meningkatnya suhu global. Penelitian ini dapat menjadi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai spesies lainnya dengan pendekatan serupa, yang memungkinkan kolaborasi antara fisiolog dan ekolog untuk lebih memahami dampak perubahan suhu terhadap populasi hewan dan ukuran komunitas mereka.


Strategi Bertahan Hidup yang Mengejutkan!


Strategi bertahan hidup bintang laut yang kehilangan lengan sebagai respons terhadap panas berlebih memberikan wawasan berharga tentang kemampuannya untuk mengatasi lingkungan yang lebih panas. Temuan ini memiliki implikasi yang signifikan untuk memahami dampak perubahan iklim terhadap ekosistem pesisir dan menyoroti keterkaitan kompleks antar spesies di habitat-habitat ini. Penelitian lanjutan tentang respons organisme laut terhadap perubahan suhu sangat penting untuk mengembangkan strategi konservasi dan pengelolaan yang efektif di tengah pemanasan global yang terus berlangsung.


Penelitian ini mengungkap fakta mengejutkan yang harus Anda ketahui tentang bagaimana bintang laut bertahan hidup di cuaca panas. Dengan semakin meningkatnya suhu global, apa yang terjadi pada bintang laut ini bisa menjadi petunjuk penting tentang bagaimana perubahan iklim akan mempengaruhi spesies lain di ekosistem pesisir. Jangan lewatkan penelitian ini yang bisa mengubah cara pandang Anda terhadap perubahan iklim dan dampaknya!