Antelop Tibet, yang memiliki bobot antara 13 hingga 16 kg, adalah hewan yang memiliki tubuh yang kuat, kaki ramping, kuku yang sempit, dan gerakan yang gesit.


Memiliki dahi lebar, mata besar, telinga pendek, ekor pendek, serta tanduk halus pada jantan dan tidak ada tanduk pada betina, antelop ini memang tampak unik. Panjang kepala antelop Tibet berkisar antara 160 hingga 185 mm.


Antelop Tibet adalah hewan khas padang rumput alpen yang hidup di dataran tinggi, padang rumput subalpen, dan daerah gurun tinggi pada ketinggian antara 300 hingga 5.750 meter di atas permukaan laut. Mereka sering terlihat bergerak di lembah sungai yang dipenuhi air, pegunungan yang lembut, dan teras-teras kecil yang bergelombang. Hewan ini sangat menyukai tanaman herba yang tumbuh subur dengan air yang cukup, meskipun tidak terlalu kaku, dan mereka sering bergerak berpindah tempat. Pada musim panas, antelop Tibet biasanya berkumpul dalam kelompok besar dan bermigrasi ke tempat yang lebih tinggi.


Keahlian Bertahan Hidup di Kondisi Alam yang Keras


Antelop Tibet hidup di lingkungan gurun, padang rumput dataran tinggi, dan stepa dataran tinggi pada ketinggian antara 4.600 hingga 6.000 meter. Selain kulit tebal yang melindungi mereka dari cuaca dingin, apa lagi yang membuat mereka mampu bertahan hidup di kondisi yang ekstrem ini? Kekurangan oksigen di dataran tinggi merupakan tantangan terbesar bagi mereka. Menurut laporan dari Xinhua News Agency, para peneliti menemukan bahwa jantung antelop Tibet sangat besar, lebih dari 3% dari berat tubuhnya, dan darah mereka mengandung banyak sel darah merah yang membawa banyak oksigen.



Meski memiliki hidung besar dan lubang hidung yang lebar, hidung mereka ternyata adalah "senjata rahasia" untuk bertahan hidup di dataran tinggi. Rongga hidung mereka dilengkapi dengan kantong kecil yang merupakan struktur penting yang membantu mereka bernapas dengan efisien di udara tipis.


Antelop Tibet memiliki jantung yang besar, banyak sel darah merah, dan kantong kecil di rongga hidung mereka yang memungkinkan mereka untuk berlari dengan bebas di dataran tinggi. Mereka bisa berlari hingga kecepatan 70-80 kilometer per jam pada ketinggian 5.000 meter. Dengan adanya seleksi alam yang ketat dan lingkungan dataran tinggi yang keras, antelop Tibet dan spesies lainnya dengan ciri genetik yang luar biasa telah berkembang.


Makanan dan Kebiasaan Hidup


Antelop Tibet biasanya muncul pada pagi hari atau senja. Mereka lebih suka makan rumput dari keluarga Gramineae dan Salicaceae, seperti lumut, rumput jarum, dan lumut kerak. Namun, jumlah tanaman di pegunungan dan gurun sangat terbatas, dan di beberapa tempat masih terdapat salju setengah tahun. Meskipun mereka tidak terlalu pemilih dalam hal makanan, pada musim semi, ketika makanan sangat terbatas setelah cuaca dingin, mereka harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari makan, bahkan saat waktu istirahat makan siang.


Secara alami, antelop Tibet sangat waspada dan tidak pernah lengah meskipun saat beristirahat. Mereka lebih suka beristirahat di area rendah dekat danau atau menggali lubang dangkal di tanah. Dengan menggali dan bersembunyi, mereka bisa menghindari angin dan pasir serta bisa segera mendeteksi musuh yang datang.


Musuh Alami dan Strategi Bertahan Hidup


Musuh alami dari antelop Tibet adalah serigala dan beruang cokelat. Para peneliti juga menemukan jejak kotoran antelop dalam kotoran serigala dan beruang cokelat. Selain itu, kucing hutan dan macan tutul salju juga diketahui memangsa antelop Tibet. Peneliti juga mengamati bahwa antelop Tibet akan melarikan diri saat mendengar suara angin dan pasir. Dengan kaki yang panjang dan kuat serta telapak kaki yang datar, mereka tidak hanya pelari cepat, tetapi juga memiliki bentuk tubuh yang anggun. Antelop Tibet hidup dalam kelompok untuk kehangatan dan untuk menghindari pemangsa. Mereka beraktivitas dalam kelompok atau kawanan yang terdiri dari 10 ekor. Dalam menghadapi bahaya, mereka tidak panik dan melarikan diri dengan formasi yang teratur. Namun, ketika serigala menyerang dari jarak dekat, mereka tidak terburu-buru maju. Mereka berkerumun bersama, menundukkan kepala, dan menggunakan tanduk panjang mereka untuk melawan serigala.


Migrasi dan Kebiasaan Reproduksi


Migrasi massal antelop Tibet biasanya berlangsung selama sebulan hingga mereka kembali ke tempat peristirahatan musim dingin. Gerakan antelop Tibet sangat kompleks. Beberapa antelop Tibet dapat tinggal di satu tempat dalam waktu yang lama, sementara yang lainnya memiliki kebiasaan bermigrasi. Betina antelop Tibet memiliki pola migrasi yang berbeda. Setiap musim dingin, antelop betina dewasa kawin dengan keturunan betina mereka dan melakukan perjalanan sejauh 300 km hingga melahirkan pada musim panas. Jantan yang lebih kecil akan meninggalkan kelompok dan bergabung dengan jantan muda atau jantan dewasa lainnya, akhirnya membentuk kelompok campuran.


Kabar Baik: Antelop Tibet Kembali Aman


Antelop Tibet yang dikenal sebagai "jiwa dari dataran tinggi" baru-baru ini diberitakan dalam media telah dihapus dari daftar spesies terancam punah, seiring dengan semakin meningkatnya upaya perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh negara-negara di seluruh dunia.


Dengan berbagai strategi bertahan hidup yang canggih dan kebiasaan migrasi yang unik, antelop Tibet terus menunjukkan bagaimana spesies ini dapat bertahan di tengah-tengah tantangan alam yang paling ekstrem.