Beruang kutub, atau yang sering disebut beruang putih, adalah hewan karnivora terbesar di daratan dengan panjang tubuh mencapai 2,8 meter dan bulu yang tebal serta seluruh tubuhnya berwarna putih.
Bobotnya bisa melebihi 900 kilogram, meskipun beruang jantan dewasa umumnya memiliki berat antara 386-410 kilogram.
Beruang kutub hanya ditemukan di Lingkaran Arktik dan menjadi hewan yang sangat berharga berkat bulunya yang indah, halus, dan mampu mengisolasi dengan sangat baik. Pada Abad Pertengahan, masyarakat Eropa menganggap bulu beruang kutub dan gading walrus sebagai harta karun dan barang ekspor penting dari Greenland.
Beruang kutub mengembara di wilayah beku di Bumi, seperti pengembara sejati, dengan wilayah penjelajahannya yang membentang dari Siberia hingga Alaska, Kanada, Greenland, dan pulau-pulau utara Norwegia. Beberapa suku Eskimo bahkan memandang hewan raksasa pemangsa ini sebagai roh cerdas yang dihormati.
Beruang kutub sering kali menggali lubang di tumpukan salju dekat laut untuk membuat sarang. Sarang beruang berbentuk oval sederhana, dengan dinding salju dibangun di dekat pintu masuk untuk menghalangi angin. Sarang ini memiliki dua tujuan: pertama, sebagai tempat beruang betina melahirkan, dan kedua, sebagai tempat untuk berhibernasi.
Biasanya, beruang kutub kawin pada awal musim semi, dan pada musim gugur, beruang betina akan memasuki sarang salju untuk melahirkan antara pertengahan November hingga pertengahan Desember. Suhu di dalam sarang beruang biasanya lebih dari 0 derajat Celsius karena udara dingin di luar terhalang oleh pintu salju.
Tubuh kuat beruang betina menghasilkan panas yang membuat sarang menjadi lebih hangat, dan setelah melahirkan, mereka menghabiskan musim dingin dalam keadaan setengah terjaga. Mereka hanya meninggalkan sarang sebelum bulan April tahun berikutnya, dan setiap kelahiran biasanya menghasilkan dua anak yang hanya sebesar tikus saat lahir.
Bulu mereka yang jarang membuat anak beruang ini berpelukan di tubuh ibu mereka untuk mendapatkan kehangatan. Setelah tiga hari kelahiran, anak-anak beruang memerlukan waktu sekitar 4-5 tahun untuk mencapai kematangan, sementara beruang kutub dapat hidup hingga sekitar 30 tahun.
Secara umum, beruang kutub jantan dan betina yang tidak hamil tidak berhibernasi atau berhibernasi dalam waktu yang singkat. Mereka terus berkeliling, bertahan menghadapi cuaca dingin, namun sebagian besar beruang kutub yang berada di daerah Arktik yang paling dingin akan berhibernasi.
Lalu, mengapa ada beruang kutub yang berhibernasi dan ada yang tidak? Berdasarkan penelitian lapangan terbaru, ilmuwan meyakini bahwa hibernasi ini terkait dengan ketersediaan makanan. Ketika makanan melimpah, beruang kutub tidak berhibernasi. Namun, ketika makanan langka, mereka akan berhibernasi.
Hibernasi berfungsi bukan hanya untuk mengatasi cuaca dingin, tetapi juga untuk bertahan dalam kondisi kekurangan makanan yang parah. Ini merupakan insting alami yang membantu beruang kutub beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Hibernasi beruang kutub adalah bentuk semi-hibernasi, di mana mereka masuk ke sarang salju setelah makan cukup banyak di musim gugur.
Suhu tubuh mereka tidak menurun, dan metabolisme mereka tidak melambat. Mereka hanya mengurangi konsumsi energi untuk bertahan hidup melewati musim dingin yang keras ketika makanan sulit ditemukan.
Makanan favorit beruang kutub adalah anjing laut, namun mereka juga memangsa ikan. Namun, sebelum berhibernasi, mereka hampir sepenuhnya berburu anjing laut karena lemak mereka yang kaya akan energi yang cukup untuk membantu beruang kutub bertahan hidup menghadapi cuaca dingin.
Menariknya, beruang kutub sering kali dianggap berwarna putih oleh kebanyakan orang, namun ilmuwan menyatakan bahwa warna putih pada beruang kutub bukanlah bentuk perlindungan. Para ilmuwan menjelaskan bahwa kamera inframerah yang digunakan untuk memotret satwa liar tidak cocok untuk beruang kutub. Hewan ini tidak bisa dipotret dengan film inframerah karena suhu tubuh mereka yang sama dinginnya dengan es dan salju sekitar.
Sedangkan untuk fotografi ultraviolet, beruang kutub yang berwarna putih terlihat jauh lebih gelap dibandingkan salju putih. Meskipun bulu beruang kutub sangat reflektif, entah mengapa warna putih mereka justru menyerap sebagian besar sinar ultraviolet dari matahari yang menyinari mereka.
Para ilmuwan telah mempelajari fenomena menakjubkan ini dengan sangat teliti. Mereka menganalisis bulu beruang kutub menggunakan mikroskop elektron dan menemukan bahwa bulu beruang kutub tidak benar-benar putih. Bulu mereka terdiri dari banyak tabung transparan dan berongga. Warna putih yang terlihat oleh manusia disebabkan oleh permukaan rambut yang kasar yang membiaskan cahaya dalam pola acak, menghasilkan warna putih tersebut.
Warna putih ini hanya tampak di bawah cahaya ultraviolet dan ternyata menjadi alat bagi beruang kutub untuk mengumpulkan panas serta memberikan kamuflase saat berburu. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi manusia: Bisakah kita belajar sesuatu dari warna putih beruang kutub untuk menciptakan pakaian yang dapat menghangatkan tubuh kita? Tentu saja, ini memerlukan penelitian lebih lanjut dari para ilmuwan.