Pada 8 November, sebuah fenomena langka bernama "Blood Moon" atau Gerhana Bulan Total memukau para pengamat langit. Peristiwa ini dapat terlihat di Asia, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Oseania. Berdasarkan data dari NASA, gerhana ini berlangsung sekitar satu setengah jam.
Tidak seperti gerhana matahari yang memerlukan alat pelindung, gerhana bulan dapat dilihat dengan aman hanya menggunakan mata telanjang.
Jika Anda melewatkan fenomena ini, jangan khawatir. Gerhana Bulan Total berikutnya baru akan terjadi pada Maret 2025. Gerhana, secara ilmiah disebut sebagai "eclipse," terjadi ketika satu benda langit masuk ke dalam bayangan benda langit lainnya.
Mekanisme Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga ketiganya berada dalam satu garis lurus. Dalam kondisi ini, bayangan Bumi yang terdiri dari umbra (bayangan inti) dan penumbra (bayangan luar) akan jatuh ke permukaan Bulan, menutupi sinar Matahari. Saat Anda menyaksikan gerhana bulan, Anda sebenarnya sedang melihat bayangan Bumi yang jatuh di Bulan.
Bergantung pada posisi Bulan di bayangan Bumi, terdapat tiga jenis gerhana bulan: Gerhana Bulan Total, Gerhana Bulan Sebagian, dan Gerhana Bulan Penumbra.
Total Lunar Eclipse (Gerhana Bulan Total)
Gerhana Bulan Total terjadi ketika seluruh permukaan Bulan masuk ke dalam umbra Bumi. Dalam kondisi ini, cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi akan menyaring cahaya biru dan hanya menyisakan cahaya merah. Cahaya merah inilah yang memberikan warna merah tembaga pada Bulan, sehingga fenomena ini sering disebut "Blood Moon." Karena ukuran Bumi empat kali lebih besar dari Bulan, bayangannya dapat bertahan lebih dari satu jam selama gerhana total.
Partial Lunar Eclipse (Gerhana Bulan Sebagian)
Gerhana Bulan Sebagian terjadi ketika hanya sebagian Bulan yang masuk ke dalam umbra Bumi. Bagian Bulan yang terkena bayangan umbra akan tampak lebih gelap dengan warna mulai dari merah gelap hingga abu-abu arang, tergantung pada tingkat gerhananya. Jenis gerhana ini cukup umum dan biasanya terjadi dua kali dalam setahun.
Penumbral Lunar Eclipse (Gerhana Bulan Penumbra)
Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika Bulan hanya masuk ke dalam penumbra Bumi. Jenis gerhana ini sulit untuk diamati dengan mata telanjang karena perubahan cahaya pada permukaan Bulan sangatlah halus. Namun, ketika sebagian besar Bulan masuk ke dalam penumbra, gerhana ini bisa terlihat lebih jelas.
Mekanisme Gerhana Matahari
Berbeda dengan gerhana bulan, gerhana matahari terjadi ketika Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, sehingga bayangan Bulan jatuh ke permukaan Bumi. Terdapat tiga jenis gerhana matahari, yaitu Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Cincin, dan Gerhana Matahari Hibrida.
Total Solar Eclipse (Gerhana Matahari Total)
Meskipun ukurannya jauh lebih kecil dari Matahari, Bulan dapat sepenuhnya menutupi Matahari karena jaraknya yang proporsional terhadap Bumi. Ketika gerhana ini terjadi, wilayah yang berada di bawah bayangan Bulan akan mengalami kegelapan total selama beberapa detik hingga menit, menyerupai malam hari.
Annular Solar Eclipse (Gerhana Matahari Cincin)
Ketika Bulan berada pada posisi terjauh dari Bumi, ukurannya tampak lebih kecil dan tidak dapat sepenuhnya menutupi Matahari. Akibatnya, bagian tepi Matahari yang tidak tertutup akan membentuk cincin cahaya terang, menciptakan fenomena yang disebut Gerhana Matahari Cincin. Fenomena ini dapat berlangsung hingga 10 menit, meskipun durasi rata-ratanya lebih pendek, yaitu sekitar 5-6 menit.
Hybrid Solar Eclipse (Gerhana Matahari Hibrida)
Fenomena ini sangat langka dan terjadi ketika Bulan berada pada jarak tertentu sehingga hanya dapat menutupi Matahari sebagian. Dalam kondisi tertentu, gerhana ini dapat berubah dari Gerhana Matahari Total menjadi Gerhana Matahari Cincin dalam waktu singkat. Gerhana Hibrida hanya mencakup sekitar 4% dari semua gerhana matahari. Di Indonesia, gerhana matahari hibrida terakhir dapat disaksikan pada 20 April 2023.
Gerhana Bintang: Lebih dari Matahari dan Bulan
Tidak hanya Bulan dan Matahari, bintang juga dapat mengalami gerhana. Fenomena ini dikenal sebagai gerhana bintang. Dalam sistem bintang ganda, di mana dua bintang mengorbit satu sama lain, salah satu bintang dapat melintas di depan bintang lainnya, menutupi sebagian cahayanya. Gerhana bintang ini memberikan wawasan berharga tentang sifat dan dinamika bintang-bintang di luar tata surya.
Baik itu gerhana bulan, matahari, maupun bintang, fenomena ini terus memukau manusia dan menjadi kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang mekanika langit dan alam semesta. Gerhana juga mengajarkan kita tentang keindahan kosmik yang dapat diamati dari Bumi.