Selama musim liburan, makanan penutup tampaknya ada di mana-mana, di tempat kerja, acara sosial, pertemuan keluarga, dan bahkan di rumah Anda.


Godaan untuk menikmati hidangan manis sangat kuat, dan kadang-kadang sangat sulit untuk menahan diri.


Namun, bagi banyak orang, rasa bersalah dan penyesalan setelah makan berlebihan sering kali memicu pikiran negatif, yang pada gilirannya dapat memicu kebiasaan makan buruk lainnya. Siklus indulgensi dan penyesalan ini terkadang terasa tak ada habisnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana gula mempengaruhi tubuh kita, mengapa kita cenderung menginginkan makanan manis, cara membuat pilihan yang lebih cerdas, dan bagaimana mengatasi rasa bersalah saat menikmati makanan penutup!


Ilmu di Balik Kenaikan Gula dalam Tubuh


Banyak dari kita memilih makanan kaya gula saat merasa stres, sedih, atau kesepian. Makanan penutup khususnya sering memberikan sensasi kebahagiaan sementara, kenyamanan, dan pelarian dari rasa sakit emosional. Lalu, mengapa gula bisa membuat kita merasa lebih baik? Secara ilmiah, ketika kita mengonsumsi gula, tubuh kita melepaskan dopamin, neurotransmitter dan neurohormon yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Dopamin juga memicu motivasi untuk mempertahankan tingkat tersebut, yang menjelaskan mengapa kita terus menginginkan gula dan sering kali merasa terpaksa mencarinya lebih banyak. Selain meningkatkan dopamin, gula juga mengaktifkan reseptor opioid di otak. Ketika reseptor ini terstimulasi, mereka dapat menyebabkan perilaku kompulsif, mendorong kita untuk terus mencari makanan manis meskipun kita tahu hal itu bisa menyebabkan penambahan berat badan, perut kembung, sakit kepala, atau masalah kulit.


Kapan Anda Lebih Cenderung Menginginkan Makanan Manis?


Beberapa faktor bisa memicu keinginan Anda terhadap makanan manis. Berikut adalah beberapa situasi umum yang dapat meningkatkan keinginan kita untuk mengonsumsi makanan manis:


1. Kebiasaan


Gula bisa bersifat adiktif, dan mudah bagi kita untuk membentuk kebiasaan makan makanan manis pada waktu-waktu tertentu. Entah itu kue dari kafe saat jam 10 pagi, cokelat bar di jam 3 sore, atau mangkuk es krim setiap malam, kebiasaan ini bisa menjadi sangat sulit untuk dihentikan.


2. Kelelahan


Kurang tidur dan kelelahan akibat pekerjaan yang berlebihan sangat umum. Ketika tubuh kita sudah kehabisan energi, gula (bersama dengan kafein) bisa menjadi solusi cepat untuk memberikan dorongan energi. Namun, mengandalkan makanan manis sebagai penguat bisa menyebabkan keinginan lebih banyak gula dan menciptakan siklus tidur buruk, pola makan tidak sehat, dan kekurangan energi.


3. Akses yang Mudah


Selama cuaca dingin, makanan manis bisa tersebar di mana-mana—pie, kue, kue kering, dan permen sering kali berada di sekitar kita. Keberadaan makanan manis yang mudah dijangkau dapat mempersulit kita untuk menahan diri, yang pada akhirnya mendorong kita untuk makan lebih banyak.


4. Baru Saja Makan Makanan Manis


Setelah mengonsumsi makanan manis, otak kita melepaskan dopamin, yang membuat kita merasa bahagia dan menciptakan dorongan untuk menginginkan lebih banyak. Reaksi kimia ini dapat menciptakan siklus keinginan terus-menerus terhadap makanan manis.


5. Stres, Kesedihan, dan Depresi


Perubahan emosional seperti stres, kesedihan, atau depresi bisa mengubah pola makan kita. Banyak orang yang merasa terdorong untuk makan makanan manis sebagai cara untuk mengatasi perasaan tersebut.


6. Pengaruh Sosial


Siapa yang Anda ajak berkumpul berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan Anda. Jika teman atau keluarga sering makan makanan manis, Anda mungkin juga akan merasa terdorong untuk melakukannya, bahkan tanpa disadari.


7. Gula Darah Rendah


Saat Anda melewatkan waktu makan, baik secara sengaja (seperti dalam puasa berselang) atau tidak sengaja (karena kesibukan), kadar gula darah bisa menurun. Gula darah yang rendah bisa menyebabkan gejala seperti gemetar atau mudah marah, dan makan sesuatu yang manis sering menjadi cara tercepat untuk mengembalikan keseimbangan.


Cara Membuat Pilihan yang Lebih Cerdas Saat Menginginkan Makanan Manis


Berikut beberapa strategi yang dapat membantu Anda membuat pilihan yang lebih sehat:


1. Cukup Tidur


Pastikan Anda tidur selama 7-8 jam setiap malam untuk mengatur energi tubuh dan mengurangi keinginan terhadap gula.


2. Jaga Hidrasi


Minumlah 2-3 liter air sehari untuk menjaga tubuh dan pikiran Anda tetap seimbang, karena dehidrasi bisa kadang kala disalahartikan sebagai rasa lapar.


3. Makan Protein


Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang mengandung protein di setiap makanan dan camilan untuk menjaga kenyang dan mencegah penurunan gula darah yang bisa memicu keinginan makanan manis.


4. Minimalkan Godaan


Jika memungkinkan, batasi jumlah makanan manis di rumah Anda. Jika tidak terlihat, Anda cenderung tidak tergoda untuk mengonsumsinya.


Cara Menikmati Makanan Manis Tanpa Rasa Bersalah


1. Makan Makanan Manis Secara Moderat


Ciptakan rutinitas di mana Anda hanya menikmati makanan manis pada hari-hari tertentu (seperti akhir pekan) atau dalam porsi kecil. Hindari membeli terlalu banyak makanan manis, agar Anda tidak tergoda untuk makan secara berlebihan.


2. Pilih Makanan Penutup Favorit Anda


Saat makanan manis tersedia melimpah, pilihlah yang paling Anda sukai. Ini akan memberi Anda kepuasan lebih tanpa perlu makan berlebihan.


3. Hindari Gangguan


Makan saat Anda sedang teralihkan, seperti menonton televisi, bekerja, atau scrolling melalui ponsel, bisa membuat Anda makan berlebihan. Luangkan waktu untuk duduk, fokus, dan nikmati makanan manis dengan penuh perhatian.


4. Nikmati Pengalaman Makan


Ambil waktu sejenak untuk benar-benar menghargai makanan penutup Anda. Lihatlah penampilannya, cium aromanya, dan nikmati setiap gigitan dengan perlahan.


Dengan cara ini, Anda tidak hanya dapat menikmati makanan manis dengan lebih bijak, tetapi juga dapat menghindari rasa bersalah yang sering muncul setelah menikmatinya. Ingat, keseimbangan adalah kunci!