Sebagai orang tua, banyak yang menginginkan kebahagiaan untuk anak-anak mereka. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kebahagiaan itu? Sering kali, pencapaian seperti nilai yang baik di sekolah dan karier yang sukses menjadi tujuan utama yang diinginkan. Tetapi, pencapaian-pencapaian tersebut bukanlah satu-satunya indikator kebahagiaan.


Bahkan, terkadang pengejaran tanpa henti terhadap tujuan-tujuan ini justru dapat menghambat kebahagiaan sejati anak-anak. Menurut psikolog Doug Bolton, memberikan anak-anak ruang untuk merasakan berbagai emosi, termasuk kesedihan dan kekecewaan, sangat penting dalam membangun ketahanan mental mereka.


Mengubah Perspektif tentang Kesuksesan


Fokus yang sempit pada pencapaian bisa membuat anak-anak percaya bahwa nilai diri mereka hanya bergantung pada apa yang mereka capai, yang pada akhirnya menambah tekanan dan kecemasan. Sebagai gantinya, Bolton menyarankan untuk lebih memprioritaskan kesejahteraan anak secara keseluruhan. Pendekatan ini mencakup tidak hanya momen kebahagiaan, tetapi juga ketahanan untuk bisa melewati situasi sulit dengan baik.


Membangun Kebiasaan Bahagia


Untuk mendukung kesejahteraan anak, mendorong kebiasaan sehari-hari atau praktik mikro bisa sangat bermanfaat. Praktik-praktik ini berfokus pada pembentukan ketahanan dan memperkuat hubungan sosial, yang merupakan komponen utama dari kebahagiaan yang berkelanjutan.


1. Koneksi Sosial:


Mendorong interaksi yang bermakna dengan teman dan keluarga sangat penting untuk meningkatkan kesehatan emosional anak dan kebahagiaan mereka. Membangun ikatan sosial yang kuat membantu mengatasi perasaan kesepian dan memperkuat rasa memiliki di dalam komunitas.


2. Aktivitas yang Menyenangkan:


Mengajak anak untuk terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan atau yang memberi rasa pencapaian setiap hari dapat meningkatkan suasana hati dan mengatasi rasa malas. Menyediakan waktu untuk melakukan aktivitas yang menginspirasi atau yang mempererat hubungan dengan orang lain dapat meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.


3. Kehadiran Pikiran (Mindfulness):


Berada di saat ini dan mengembangkan kesadaran diri dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Latihan mindfulness melalui berbagai aktivitas sehari-hari membantu menciptakan ketenangan dan stabilitas emosional. Dengan menjadi lebih sadar akan perasaan dan keadaan di sekitar, anak bisa lebih mudah mengelola tekanan dan kecemasan yang muncul.


4. Rasa Syukur:


Mendorong anak untuk lebih fokus pada hal-hal positif dalam hidup mereka melalui praktik rasa syukur bisa mengubah perspektif mereka dan meningkatkan kebahagiaan. Mengenali dan menghargai hal-hal baik dalam kehidupan sehari-hari memperkuat rasa kepuasan dan kebahagiaan. Membiasakan diri untuk bersyukur membantu anak untuk tetap merasa puas dan tidak terjebak dalam keinginan yang tak terbatas.


5. Penetapan Tujuan:


Menetapkan tujuan yang realistis dan sesuai dengan minat dan nilai pribadi anak dapat memberi mereka rasa tujuan dan motivasi. Tujuan tersebut tidak harus selalu sesuai dengan standar kesuksesan tradisional, namun harus mampu menginspirasi pertumbuhan dan pemenuhan diri. Membantu anak untuk merencanakan langkah-langkah kecil yang dapat dicapai memberikan mereka rasa percaya diri dan pencapaian.


6. Kedermawanan:


Melakukan tindakan kebaikan kepada orang lain tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga dapat meningkatkan harga diri anak dan kesejahteraan secara keseluruhan. Mengajarkan kebiasaan berbagi ini menumbuhkan empati, kasih sayang, dan hubungan sosial yang bermakna. Anak yang terbiasa melakukan kebaikan cenderung memiliki rasa kepuasan diri yang lebih tinggi dan lebih mudah membangun hubungan yang positif dengan orang lain.


Menumbuhkan Kesejahteraan Anak secara Holistik


Dengan memasukkan kebiasaan-kebiasaan mikro ini dalam rutinitas harian anak, orang tua dapat memainkan peran penting dalam mendukung kesejahteraan anak secara holistik dan menumbuhkan kebahagiaan yang langgeng. Kebiasaan-kebiasaan kecil ini tidak hanya membantu anak dalam mengelola emosi mereka tetapi juga memperkuat hubungan mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Dengan membimbing anak melalui proses ini, orang tua dapat memastikan bahwa kebahagiaan yang dicapai anak-anak tidak hanya berdasarkan pencapaian eksternal, tetapi juga pada keseimbangan emosional dan pemenuhan pribadi yang lebih dalam.


Kebahagiaan sejati bukanlah tentang mencapai standar kesuksesan yang ditentukan oleh masyarakat, tetapi tentang menciptakan fondasi yang kuat dalam diri anak untuk dapat menikmati hidup dan menghadapi tantangan dengan ketenangan dan rasa syukur. Sebagai orang tua, dengan memberi contoh dan mengarahkan mereka pada kebiasaan yang positif, Anda membantu anak-anak Anda untuk tumbuh menjadi individu yang tidak hanya bahagia, tetapi juga kuat, tangguh, dan penuh empati.