Selama lebih dari satu abad, toko barang bekas telah menjadi tempat yang diminati oleh para pemburu diskon dan konsumen yang peduli lingkungan. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan dan industri fashion yang semakin mendapat sorotan terkait jejak karbonnya yang besar, banyak merek yang mulai memikirkan kembali model bisnis mereka.
Resale (penjualan kembali), perbaikan, dan penyewaan yang secara kolektif dikenal dengan istilah "re-commerce" muncul sebagai strategi utama untuk memperpanjang siklus hidup pakaian, mengurangi limbah, dan menurunkan emisi karbon!
Merek Mewah Menyambut Re-Commerce
Merek-merek mewah dan outdoor, yang dulunya hanya fokus pada eksklusivitas, kini mulai terjun ke pasar barang bekas. Beberapa, seperti Rolex, telah meluncurkan pasar barang bekas bersertifikat mereka sendiri, sementara yang lainnya bekerja sama dengan platform konsinyasi digital seperti The RealReal dan thredUp. Kolaborasi Gucci dengan The RealReal pada tahun 2020 menciptakan situs mikro yang menampilkan produk pre-loved yang sudah terautentikasi, sementara Athleta bermitra dengan thredUp pada tahun 2022 untuk meluncurkan pasar "Preloved", memberikan insentif berupa kredit toko bagi pelanggan yang menjual barang lama mereka.
Bahkan merek-merek ikonik kini merancang produk dengan mempertimbangkan resale sejak awal. Rumah mode Prancis, ChloƩ, menambahkan nomor seri pada koleksi Musim Semi 2023 mereka, memungkinkan jual beli kembali yang mudah di platform seperti Vestiaire Collective. Integrasi ini memberikan jejak produk, petunjuk perawatan, dan opsi jual kembali yang sederhana, memperpanjang usia setiap produk.
Manfaat Lingkungan dan Ekonomi
Re-commerce menawarkan keuntungan lingkungan yang signifikan. Sebuah studi McKinsey pada tahun 2020 menemukan bahwa strategi sirkular seperti penjualan kembali dapat mengurangi kebutuhan produksi baru hingga sepertiga, yang pada gilirannya dapat mengurangi emisi karbon tahunan hingga 16% untuk merek-merek premium dan outdoor pada tahun 2040.
Perubahan Preferensi Konsumen
Generasi muda memainkan peran penting dalam pergeseran ini. Milenial dan Gen Z, yang lebih sadar akan dampak lingkungan dari industri fashion, semakin menolak fast fashion dan beralih ke opsi yang lebih berkelanjutan. Thrifting (membeli barang bekas) dan platform online memberikan mereka kesempatan untuk terlibat dalam dunia fashion dengan cara yang lebih bertanggung jawab.
Perbaikan dan Daya Tahan
Selain penjualan kembali, merek-merek juga mendorong perbaikan dan perawatan. Patagonia telah meluncurkan tutorial video untuk memperbaiki ritsleting dan kancing, sementara REI menawarkan panduan untuk membersihkan dan merawat perlengkapan outdoor. Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberdayakan konsumen untuk lebih menghargai dan memperpanjang masa pakai pakaian mereka.
Tantangan untuk Keberlanjutan yang Sejati
Meskipun re-commerce merupakan langkah maju, para ahli mengingatkan bahwa ini tidak cukup jika perusahaan terus mengejar pertumbuhan produksi. Industri fashion menghasilkan 100 miliar pakaian setiap tahunnya, dan konsumen membeli 60% lebih banyak pakaian dibandingkan dengan 25 tahun yang lalu.
Re-commerce, inisiatif perbaikan, dan permintaan konsumen untuk keberlanjutan menunjukkan adanya pergeseran positif dalam industri fashion. Namun, untuk mencapai perubahan yang berarti, merek-merek harus sepenuhnya menerima sirkularitas, menjauh dari pola produksi yang berlebihan dan pemborosan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran konsumen dan model bisnis yang inovatif, industri ini memiliki potensi untuk menjadi kekuatan yang baik bagi lingkungan, mengubah dunia fashion menjadi sektor yang benar-benar berkelanjutan!
Dengan adopsi penuh terhadap prinsip-prinsip ekonomi sirkular, kita bisa melihat sebuah masa depan di mana pakaian bukan hanya sekedar barang konsumsi, melainkan bagian dari sebuah siklus yang terus berputar, mendukung keberlanjutan planet ini. Jadi, dengan semakin banyak merek yang berkomitmen untuk mendukung re-commerce, kita berharap bahwa industri fashion dapat mengurangi dampaknya terhadap lingkungan sekaligus menawarkan solusi yang lebih bertanggung jawab bagi konsumen dan planet kita.