Sumber energi utama di dunia industri saat ini, yaitu minyak bumi, memiliki asal-usul yang masih menjadi perdebatan panjang.


Dua teori yang paling populer mengenai asal-usul minyak adalah teori biogenik dan teori abiogenik. Teori biogenik berpendapat bahwa minyak terbentuk dari organisme laut atau danau purba melalui evolusi jangka panjang, menjadikannya sumber daya yang tidak terbarukan yang berasal dari sedimentasi biologis.


Ini adalah pandangan yang diterima secara luas saat ini. Sebaliknya, teori abiogenik menyatakan bahwa minyak terbentuk dari karbon dalam kerak Bumi, yang tidak ada kaitannya dengan proses biologis, dan dapat dianggap sebagai sumber daya yang dapat diperbaharui. Kedua pandangan ini sangat berbeda, dan memunculkan pertanyaan besar: Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, mengapa kita belum bisa secara pasti menentukan sumber asal minyak yang begitu krusial ini?


Setelah melakukan penelitian mendalam, tampak jelas bahwa masalahnya bukan pada ketidakmampuan teknologi manusia untuk menemukan jawabannya, tetapi lebih pada kenyataan bahwa minyak, yang dijuluki "emas hitam," terperangkap dalam kepentingan banyak pihak yang berkepentingan, sehingga kebenaran tentang asal-usul minyak ini sulit terungkap.


Teori Biogenik dan Sejarahnya:


Pada tahun 1956, seorang ahli geologi asal Amerika, Hubbert, mengajukan sebuah makalah yang menjadi dasar dari apa yang dikenal sebagai "teori puncak minyak". Inti dari makalah tersebut adalah bahwa minyak terbentuk sebagai bahan bakar fosil yang berasal dari reaksi biokimia organisme purba seperti dinosaurus dan ganggang yang terkubur di bawah tanah sekitar 500 juta tahun yang lalu. Namun, teori ini pada dasarnya hanya sebuah hipotesis tanpa bukti ilmiah yang kuat, tetapi tetap menjadi landasan utama bagi teori "minyak biogenik" yang berkembang hingga saat ini.


Pada tahun 1989, sebelum meninggal, Hubbert mengakui dalam sebuah wawancara bahwa metode yang digunakannya untuk memperkirakan cadangan minyak AS tidak didasarkan pada sains. Dia menciptakan konsep bahan bakar fosil terutama untuk mendukung teori "puncak minyak," yang menyatakan bahwa total produksi minyak yang bisa diproduksi terbatas (mengabaikan aspek perbaharuan), dan daerah-daerah yang dapat dieksploitasi hanya terbatas pada cekungan tempat organisme purba terkubur dalam jumlah besar. Dia bahkan mengakui bahwa semua tempat yang bisa menghasilkan minyak telah dijelajahi, yang menunjukkan bahwa tidak ada lagi minyak yang dapat ditemukan. Sebelum mempublikasikan teori puncak minyaknya, Hubbert mengaku telah menunjukkan makalah tersebut kepada ketua salah satu perusahaan minyak besar asal Inggris-Amerika, yang menentang pandangan Wick, seorang ahli cadangan minyak yang paling berwibawa di AS pada waktu itu. Wick memperkirakan bahwa cadangan minyak AS hanya mencapai 400 miliar barel, dan terus menaikkan ekspektasi cadangan minyak. Jika teori Wick menjadi arus utama, bagaimana bisa perusahaan minyak besar mempertahankan atau bahkan menaikkan harga minyak?


Untuk membuat teorinya terlihat lebih kredibel, Hubbert terpaksa memodifikasi "kurva Gaussian" dan menyebutnya "kurva Hubbert". Modifikasi kurva ini murni spekulatif. Berdasarkan kurva imajinasinya tersebut, dia secara retroaktif menduga produksi minyak dalam periode tertentu, tanpa melibatkan logika matematika yang memadai.


Rantai Kepentingan dalam Industri Minyak:


Pada tahun 1998, penemuan banyak ladang minyak besar di Afrika dan Asia menyebabkan harga minyak global anjlok. Pada saat ini, fenomena "Hubbert" muncul kembali, dan perusahaan-perusahaan minyak besar asal Inggris-Amerika kembali mempromosikan versi terbaru dari teori puncak minyak. Mereka menginstruksikan geolog asal Irlandia, Colin Campbell, dan geolog asal Prancis, Jean Laherrère, untuk menerbitkan artikel berjudul "The End of Cheap Oil" di majalah Scientific American. Artikel tersebut kembali meramalkan bahwa produksi minyak akan mencapai puncaknya pada tahun 2010. Namun, seiring berjalannya waktu, prediksi ini terbukti salah.


Dick Cheney, CEO sebuah perusahaan layanan minyak, setuju dengan pandangan Campbell, menekankan pentingnya minyak sebagai sumber daya yang langka dan strategis. Pada November 2000, Cheney terpilih menjadi wakil presiden AS bersama George W. Bush dan segera memperluas pengaruh mereka ke Timur Tengah. Kemudian terungkap bahwa strategi minyak Cheney di Timur Tengah adalah untuk menguasai minyak dan menyerahkannya kepada perusahaan-perusahaan minyak besar asal Inggris-Amerika. Kolusi antara bisnis dan politik, di mana para pebisnis minyak menduduki posisi politik dan mewakili kepentingan para pemodal mereka, bukanlah hal yang jarang di AS. Mereka telah memimpin implementasi berbagai konspirasi.


Rantai kepentingan dalam industri minyak ini menghubungkan kepentingan berbagai pihak. Kelompok-kelompok elit Barat telah lama memanipulasi harga berbagai komoditas. Dalam konteks ini, harga minyak sebagian besar ditentukan oleh faktor-faktor seperti kepentingan kelompok-kelompok besar yang mendominasi pasar minyak. Selama entitas-entitas kepentingan ini mengendalikan situasi, mereka akan menjadi faktor utama yang mengesampingkan faktor lainnya, mengintervensi, dan akhirnya menentukan harga produk. Di balik slogan demokrasi dan keamanan dunia, mereka berusaha menguasai dan mengendalikan minyak—darah kehidupan dunia industri. Untuk mencapai tujuan mereka, mereka tak segan-segan menghambat kemajuan peradaban teknologi dunia, membatasi pengembangan dan penerapan sumber energi baru seperti nuklir dan energi surya; mendirikan organisasi internasional yang melayani sistem mereka, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO); menciptakan depresi ekonomi, memanipulasi inflasi yang parah; mengontrol media untuk menyesatkan publik, menunda kemajuan peradaban teknologi; dan membawa kelaparan, penderitaan, serta kematian yang tak terhitung jumlahnya di negara-negara berkembang.


Selama satu abad, dari 1914 hingga saat ini, perjuangan untuk menguasai minyak tak pernah berhenti. Ketamakan elit politik terhadap minyak tidak pernah padam. Mereka telah menciptakan berbagai kebohongan yang mengejutkan. Mungkin kebohongan-kebohongan itu akan terus berlanjut, tetapi pada akhirnya kebenaran akan terungkap.