Banyak orang beranggapan bahwa sebelum manusia menemukan cara untuk memanfaatkan listrik, dunia ini selalu gelap gulita, dengan orang-orang yang langsung tidur begitu malam tiba.
Namun, kenyataannya, meskipun belum ada listrik, kebanyakan orang tetap beraktivitas hingga sekitar pukul 9 malam. Bahkan, di kota-kota besar, banyak orang yang baru tidur lebih larut.
Namun, berjalan di malam hari tentu bukan hal yang mudah. Tanpa penerangan, risiko terjatuh atau tersandung sangat tinggi. Di Inggris, untuk memastikan keselamatan orang-orang yang keluar malam, para pembawa obor bertugas menuntun mereka dengan membawa obor yang disiramkan dengan terpenting, menyinari jalan agar mereka bisa pulang dengan aman.
Sebelum penerangan listrik hadir, lilin adalah sumber utama cahaya. Namun, penggunaan lilin memiliki keterbatasan, dan dalam waktu tertentu, cahaya yang dihasilkan sangat redup. Selanjutnya, hadirnya lampu minyak tanah memberikan solusi baru, meski minyak tanah yang digunakan saat itu masih sangat kasar dan langka. Ketika dibakar, minyak tanah yang belum disuling ini menghasilkan banyak asap, dan kualitas cahayanya pun masih sangat jauh dari sempurna.
Barulah pada abad ke-19, ketika metode distilasi minyak tanah mulai berkembang, kerosene yang lebih murni dan lebih stabil dapat diproduksi, memberikan sumber cahaya yang lebih efisien. Namun, kerosene tetap merupakan barang mewah yang mahal dan sulit dijangkau oleh banyak orang.
Perubahan besar terjadi pada tahun 1859, ketika George Bissell menemukan cadangan minyak di Pennsylvania, Amerika Serikat. Penemuan ini mengubah segalanya. Dari sini, pengeboran sumur minyak dimulai, dan minyak yang dihasilkan, meskipun awalnya sangat kental dan sulit digunakan, kemudian disuling dengan lebih baik. Proses penyulingan yang lebih baik menghasilkan minyak tanah yang lebih bersih dan terang.
Kerosene yang disuling ini ternyata menjadi sumber penerangan yang lebih murah dan lebih efektif daripada metode sebelumnya. Lebih dari itu, minyak tanah ini juga membantu memenuhi kebutuhan bahan bakar untuk mesin industri yang sedang berkembang pada masa itu. Di sisi lain, penggunaan gas sebagai sumber penerangan, yang sudah mulai populer pada abad ke-19, ternyata menyimpan banyak masalah. Instalasi gas yang mahal dan mengganggu kenyamanan rumah tangga membuat orang mulai mencari alternatif lain.
Gas juga memiliki dampak buruk pada interior rumah, seperti menyebabkan langit-langit menguning, kain-kain menjadi pudar, hingga karat pada benda-benda logam. Bahkan tanaman pun terpengaruh oleh gas ini, dengan bunga yang layu dan daun tanaman yang menguning.
Di tengah perkembangan ini, sebuah penemuan penting datang dari eksperimen ilmiah. Pada tahun 1846, Redrick Hale Holmes menciptakan lampu busur (arc lamp) yang sangat terang. Meskipun lampu ini digunakan di mercusuar di Inggris, namun biaya dan ukurannya yang sangat besar membuatnya tidak cocok untuk penggunaan rumah tangga.
Sebelum Thomas Edison lahir, pada 1840-an, seorang ilmuwan bernama William Grove juga telah menciptakan lampu pijar, meskipun dengan durasi yang terbatas. Namun, dunia penerangan benar-benar berubah setelah penemuan tabung vakum pada akhir abad ke-19. Penemuan ini memungkinkan lampu pijar untuk bertahan lebih lama.
Pada 1870-an, seorang ahli kimia asal Jerman, Hermann Sprengel, menciptakan pompa merkuri yang mampu mengurangi kadar udara dalam tabung lampu hingga satu bagian per sejuta. Hal ini membuat masa pakai lampu pijar semakin lama dan dapat bertahan ratusan jam.
Thomas Edison, yang dikenal sebagai seorang penemu dan juga seorang pebisnis visioner, tidak hanya menemukan lampu pijar yang dapat bertahan lebih lama, tetapi juga berhasil mengembangkan sistem kelistrikan yang lebih terintegrasi. Pada tahun 1879, Edison berhasil membuat lampu dengan bahan karbon yang dapat menyala hingga 13 jam. Tidak hanya itu, Edison juga merancang sistem pembangkit listrik, jaringan distribusi listrik, dan berbagai peralatan listrik lainnya yang akhirnya membuat listrik dapat diakses oleh masyarakat luas.
Keberhasilan Edison tidak hanya terletak pada penemuan lampu pijar, tetapi juga pada cara dia mempopulerkan konsep kelistrikan yang menyeluruh. Dalam perjalanan ini, peran seorang pebisnis cerdik seperti Samuel Insull sangat penting. Insull mampu mengoptimalkan skala ekonomi melalui berbagai inovasi, yang pada akhirnya membuat listrik menjadi barang yang sangat terjangkau dan bisa dinikmati oleh hampir semua lapisan masyarakat, layaknya air atau udara.
Jadi, meskipun dunia tidak selalu gelap sebelum adanya listrik, kehidupan manusia pun telah dipenuhi dengan berbagai tantangan penerangan yang kompleks. Dari obor yang diterangi terpenting hingga penemuan lampu pijar yang mengubah dunia, perjalanan menuju penerangan yang kita nikmati hari ini memang penuh dengan perjuangan dan inovasi luar biasa.