Kubis Brussels adalah salah satu jenis sayuran yang sering menimbulkan reaksi ekstrem. Ada yang mencintainya, tetapi tak sedikit pula yang merasa enggan untuk menyantapnya.
Sayuran kecil ini sering muncul sebagai hidangan wajib saat liburan, terutama di Inggris, namun tidak selalu disambut dengan antusiasme yang sama.
Bagi sebagian orang, kubis Brussels adalah simbol tradisi festif, sementara bagi yang lain, mereka lebih dikenal sebagai hidangan sampingan yang sering dihindari. Apa yang membuat kubis Brussels begitu polarisasi? Dalam artikel ini, kami akan membahas sejarah, alasan di balik penerimaan yang terbelah, dan beberapa cara memasaknya yang dapat mengubah pandangan Anda.
Sejarah dan Signifikansi Budaya Kubis Brussels
Kubis Brussels, meskipun sering dikaitkan dengan cuaca dingin di Eropa, memiliki sejarah yang cukup panjang. Meskipun beberapa orang meyakini sayuran ini berasal dari kawasan Mediterania sejak zaman Romawi kuno, popularitasnya lebih erat terkait dengan iklim yang lebih dingin, terutama di Belgia dan Belanda. Dinamai sesuai dengan ibu kota Belgia, Brussels, tempat pertama kali kubis ini dibudidayakan secara luas pada abad ke-16, kubis Brussels pada awalnya hanya dikonsumsi oleh kalangan elit. Namun, seiring berjalannya waktu, sayuran ini mulai menjadi bagian dari diet sehari-hari masyarakat Eropa.
Mengapa Kubis Brussels Memicu Reaksi Cinta-Benci?
Banyak orang merasa bahwa hubungan mereka dengan kubis Brussels lebih mirip hubungan cinta-benci. Reaksi ini sering kali disebabkan oleh rasa, tekstur, dan cara memasaknya yang dapat membuatnya sangat disukai atau justru sebaliknya.
1. Rasa dan Aroma: Kubis Brussels memiliki rasa khas yang agak pahit. Kepahitan ini berasal dari senyawa yang disebut glukosinolat, yang juga ditemukan pada sayuran cruciferous lainnya seperti brokoli dan kubis. Beberapa orang justru menyukai rasa kuat ini, sementara bagi yang lain, rasa pahit ini cukup mengganggu. Selain itu, jika kubis Brussels dimasak berlebihan, senyawa sulfida yang dilepaskan dapat menciptakan bau tajam yang justru mengurangi selera makan.
2. Tekstur: Tekstur kubis Brussels juga memainkan peran penting dalam bagaimana seseorang merasakannya. Ketika dimasak berlebihan, kubis ini bisa menjadi lembek dan tidak sedap, sesuatu yang biasanya dianggap kurang menarik. Namun, ketika dimasak dengan cara yang tepat, seperti memanggang atau menumis, kubis Brussels bisa memiliki tekstur yang renyah dan penuh rasa. Sayangnya, dalam persiapan hidangan liburan yang terburu-buru, sering kali kubis Brussels dimasak terlalu lama, menghasilkan tekstur yang lembek dan pahit.
Cara Memasak Kubis Brussels yang Tepat
Walaupun reputasinya yang terbagi, kubis Brussels memiliki fleksibilitas yang mengejutkan dalam hal cara memasak. Jika Anda hanya pernah memakannya dalam bentuk direbus atau dikukus, Anda bisa mencoba beberapa cara baru yang dapat meningkatkan rasa dan teksturnya.
1. Memanggang: Salah satu cara terbaik untuk menyiapkan kubis Brussels adalah dengan memanggangnya. Memanggang kubis ini akan mengeluarkan rasa manis alami sambil mempertahankan tekstur yang renyah. Potong kubis menjadi dua bagian, campur dengan minyak zaitun, garam, dan merica, lalu panggang pada suhu tinggi selama sekitar 30 menit. Jangan lupa untuk membalik kubis di tengah proses memanggang. Pinggiran kubis akan menjadi renyah dan sedikit karamel, menambah kedalaman rasa. Untuk variasi, Anda bisa menambahkan sedikit cuka balsamico atau taburan keju parmesan sebelum disajikan.
2. Ditumis: Jika Anda lebih suka memasak dengan cepat, menumis kubis Brussels dalam wajan panas bisa menjadi pilihan yang sempurna. Gunakan mentega atau minyak zaitun untuk menumis, karena ini akan memungkinkan kubis untuk karamelisasi dan mengeluarkan rasa yang kaya. Anda juga bisa memotong kubis menjadi irisan tipis untuk mempercepat proses memasak dan menciptakan tekstur yang lebih lembut. Tambahkan bawang putih atau bawang merah untuk memberi sentuhan rasa tambahan, atau percikkan sedikit jus lemon untuk kontras yang segar.
3. Mentah dalam Salad: Kubis Brussels juga dapat diiris tipis dan digunakan dalam salad. Irisan mentahnya renyah dan segar, dengan rasa pahit yang ringan. Kubis Brussels yang mentah sangat cocok dipadukan dengan buah-buahan manis seperti apel atau delima. Tambahkan kacang-kacangan, cranberry, dan vinaigrette yang sedikit asam untuk menyeimbangkan rasa pahitnya. Salad kubis Brussels ini bisa menjadi pilihan yang menyegarkan dan berbeda di meja makan Anda.