Jutaan tahun yang lalu, permukaan Bumi dipenuhi oleh lautan lava yang sangat panas. Seiring dengan pendinginan magma tersebut, lapisan kerak batu terbentuk, di mana mineral yang lebih padat terkumpul di bagian dalam planet, sementara mineral yang lebih ringan naik ke permukaan.


Lempeng-lempeng ini terus bergerak, mereka bertabrakan, terpisah, dan saling bergesekan. Proses ini menghasilkan lembah-lembah rift, pegunungan, serta erupsi gunung berapi dan gempa bumi. Namun, berapa jumlah lempeng yang ada di permukaan Bumi?


Jumlah Lempeng Tectonic di Bumi


Jumlah lempeng tectonic di Bumi bervariasi tergantung pada sudut pandang yang digunakan. Ada yang memperkirakan sekitar selusin lempeng, sementara yang lain memperkirakan jumlahnya bisa mencapai hampir seratus. Namun, menurut pemahaman ilmiah saat ini, Bumi memiliki sekitar tujuh lempeng utama yang membentuk permukaan planet kita.


Tujuh Lempeng Utama di Bumi


Lempeng-lempeng utama ini sangat luas, dengan ukuran yang bervariasi dari beberapa ratus hingga ribuan kilometer. Ketujuh lempeng utama tersebut adalah:


1. Lempeng Pasifik (Pacific Plate)


Lempeng ini merupakan yang terbesar dan paling dominan, mencakup hampir seluruh Samudra Pasifik.


2. Lempeng Amerika Utara (North American Plate)


Lempeng ini mencakup sebagian besar Amerika Utara, Greenland, dan bagian dari Samudra Atlantik.


3. Lempeng Eurasia (Eurasian Plate)


Lempeng ini meliputi sebagian besar Eropa dan Asia, termasuk sebagian besar wilayah Rusia.


4. Lempeng Afrika (African Plate)


Lempeng ini mencakup seluruh benua Afrika, sebagian besar Samudra Atlantik, serta bagian dari Laut Merah dan Teluk Aden.


5. Lempeng Antartika (Antarctic Plate)


Lempeng ini mencakup seluruh benua Antartika dan sebagian besar Samudra Selatan.


6. Lempeng Indo-Australia (Indo-Australian Plate)


Lempeng ini menggabungkan benua Australia, bagian besar Samudra Hindia, dan wilayah India.


7. Lempeng Amerika Selatan (South American Plate)


Lempeng ini mencakup seluruh benua Amerika Selatan dan sebagian besar Samudra Atlantik bagian timur.


Lempeng Minor dan Mikropelat


Selain ketujuh lempeng utama, ada pula lempeng-lempeng yang lebih kecil yang dikenal dengan sebutan lempeng minor atau mikropelat. Lempeng-lempeng minor ini biasanya terletak di area di mana lempeng utama saling berinteraksi, seperti di sekitar batas-batas lempeng.



Beberapa contoh lempeng minor termasuk:


- Lempeng Arab (Arabian Plate)


- Lempeng Karibia (Caribbean Plate)


- Lempeng Laut Filipina (Philippine Sea Plate)


Lempeng-lempeng minor ini memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk aktivitas geologi tertentu di beberapa wilayah. Meskipun ada konsensus mengenai keberadaan tujuh lempeng utama, jumlah pasti mikropelat masih sulit untuk ditentukan karena ukurannya yang lebih kecil dan dampaknya yang lebih terbatas pada geologi.


Beberapa ilmuwan memperkirakan bahwa jumlah mikropelat di Bumi bisa mencapai puluhan, sementara yang lainnya berpendapat bahwa jumlahnya bisa lebih dari seratus. Identifikasi dan klasifikasi mikropelat bergantung pada ukuran, batas yang jelas, dan pergerakan yang terukur.


Interaksi Lempeng Tectonic


Lempeng-lempeng tectonic ini tidaklah statis; mereka terus bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Proses interaksi antara lempeng ini mempengaruhi berbagai proses geologi di Bumi, seperti pembentukan gunung, penciptaan palung laut, hingga terjadinya gempa bumi dan aktivitas vulkanik.


Interaksi lempeng tectonic terjadi melalui tiga jenis batas:


1. Batas Konvergen (Convergent Boundaries)


Pada batas konvergen, dua lempeng bertabrakan. Salah satu lempeng mungkin akan menyusup ke bawah lempeng lainnya (subduksi), yang dapat menyebabkan terbentuknya busur gunung berapi atau palung laut.


2. Batas Divergen (Divergent Boundaries)


Pada batas divergen, dua lempeng saling menjauh, memungkinkan magma naik ke permukaan dan menciptakan kerak baru. Proses ini menghasilkan pemekaran dasar laut dan dapat membentuk gunung berapi bawah laut.


3. Batas Transformasi (Transform Boundaries)


Pada batas transformasi, dua lempeng bergerak saling melewati secara horizontal. Pergerakan ini sering menyebabkan gempa bumi di daerah-daerah seperti San Andreas Fault di California.


Pergerakan dan interaksi lempeng tectonic ini adalah faktor utama yang menggerakkan proses geologi di Bumi, dari pembentukan pegunungan hingga aktivitas vulkanik. Dengan adanya tujuh lempeng utama dan banyak mikropelat, Bumi adalah planet yang sangat dinamis. Setiap pergerakan kecil antara lempeng-lempeng ini mempengaruhi kehidupan kita, baik dalam bentuk gempa bumi, pembentukan pulau-pulau baru, atau erupsi gunung berapi yang spektakuler.