Argumen mengenai semakin padatnya ruang angkasa sudah berlangsung beberapa tahun belakangan. Seiring dengan perkembangan teknologi luar angkasa, peluncuran satelit ke orbit Bumi semakin sering dilakukan, dengan satu peluncuran roket yang mengirimkan puluhan satelit hampir setiap minggunya.


Lalu, seberapa banyak satelit yang sebenarnya ada di orbit Bumi? Apakah ruang angkasa akan semakin penuh di masa depan?


Salah satu proyek yang memicu kekhawatiran adalah rencana SpaceX untuk jaringan satelit internet Starlink. Banyak pihak yang mulai cemas dengan semakin padatnya orbit Bumi akibat peluncuran ribuan satelit yang diusung oleh perusahaan tersebut. Satelit Starlink pertama yang terdiri dari 60 unit terdeteksi oleh berbagai alat pengamatan astronomi pada hari setelah berhasil diluncurkan. Sejak itu, jumlah satelit Starlink terus berkembang, bahkan mulai mempengaruhi aktivitas pengamatan astronomi di banyak wilayah.


Saat ini, diperkirakan ada sekitar 7.941 satelit yang berada di orbit Bumi, dengan 1.791 di antaranya adalah satelit Starlink. Rencana ambisius SpaceX adalah untuk meluncurkan total 12.000 satelit, sebuah angka yang sudah melebihi jumlah satelit yang ada saat ini. Namun, orbit Bumi bukan satu-satunya tempat di mana satelit berada. Sebagian besar satelit yang lebih tua telah hilang, tidak tercatat, atau bahkan telah dilucuti akibat tabrakan dengan objek lain di ruang angkasa, namun bagian-bagian dari satelit-satelit tersebut masih mengapung di orbit Bumi.


Yang paling penting, manusia kini semakin sering meluncurkan satelit. Sejak 2010, rata-rata 60 hingga 100 satelit diluncurkan setiap tahun. Pada tahun 2020, lebih dari 1.300 satelit berhasil diluncurkan dalam setahun. Bahkan pada tahun 2021, hanya hingga bulan September, jumlah satelit yang diluncurkan sudah mencapai 1.400 unit. Ini menunjukkan lonjakan signifikan dalam jumlah satelit yang beredar di orbit Bumi.


Salah satu penyebab utama semakin sesaknya orbit Bumi adalah semakin mudahnya proses peluncuran satelit. Kini, meluncurkan satelit ke luar angkasa bukanlah hal yang sulit lagi. Tingkat keberhasilan peluncuran roket terus meningkat, memungkinkan manusia tidak hanya mengirimkan satelit buatan ke orbit Bumi, tetapi juga probe dan satelit yang lebih canggih, bahkan yang ditujukan ke planet Mars.


Selain itu, ukuran satelit kini semakin kecil berkat kemajuan teknologi elektronik. Satelit-satelit masa kini lebih ringan, namun dengan kemampuan yang semakin canggih. Menurut para ilmuwan, sekitar 94% satelit yang diluncurkan sepanjang tahun 2020 merupakan satelit kecil dengan berat kurang dari 600 kilogram. Peningkatan jumlah satelit kecil ini berpotensi menambah kepadatan orbit Bumi.


Namun, lonjakan jumlah satelit ini bukan tanpa dampak negatif. Kepadatan orbit Bumi dapat meningkatkan risiko terjadinya pertemuan dekat antar satelit yang berpotensi berbahaya. Belum lagi, dengan semakin banyaknya jaringan satelit internet seperti Starlink, diperkirakan kepadatan ini akan terus meningkat. Hal ini tentu menambah potensi bahaya tabrakan satelit yang bisa menciptakan lebih banyak puing-puing antariksa, yang pada gilirannya akan memperburuk masalah sampah ruang angkasa.


Selain itu, keberadaan satelit yang begitu banyak juga mulai mengganggu aktivitas pengamatan astronomi. Banyak astronom yang melaporkan bahwa satelit-satelit tersebut mulai menghalangi pandangan mereka terhadap objek langit, dengan sekitar 70% area langit yang mereka amati kini tertutup oleh jejak satelit. Ini dapat merusak penelitian astronomi, yang mengandalkan pandangan yang jelas dan tidak terganggu oleh objek buatan manusia.


Melihat tren ini, banyak pihak mulai bertanya-tanya: apakah orbit Bumi akan menjadi semakin penuh di masa depan? Mengingat jumlah satelit yang terus meningkat setiap tahun, serta adanya rencana ambisius untuk meluncurkan lebih banyak satelit, dapat dipastikan bahwa ruang angkasa di sekitar Bumi akan semakin padat. Jika tidak ada kebijakan yang tepat untuk mengelola dan mengurangi jumlah sampah ruang angkasa, kita mungkin akan menghadapi masalah yang jauh lebih besar di masa depan.


Menghadapi Era Satelit: Bagaimana Masa Depan Orbit Bumi?


Dengan semakin banyaknya satelit yang diluncurkan ke orbit Bumi, masa depan ruang angkasa di sekitar Bumi tampaknya akan semakin sesak. Hal ini tentu menuntut adanya solusi untuk mengatur dan mengelola jumlah satelit agar tetap aman dan tidak mengganggu aktivitas manusia baik di Bumi maupun di luar angkasa. Peran pemerintah dan badan antariksa dunia akan sangat penting untuk menjaga keseimbangan ini.


Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang potensi ancaman dari semakin padatnya orbit Bumi dan dampaknya terhadap kehidupan kita, serta bagaimana kita bisa menghadapinya, tetaplah ikuti perkembangan informasi terbaru mengenai ruang angkasa dan teknologi satelit.